Liputan6com, Ngawi - Menjadi tempat tinggal dari banyak orang, pondok pesantren menjadi salah satu tempat di mana penyakit mudah untuk menular. Maka dari itu, ada cara bagi pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor Putri di Ngawi, Jawa Timur untuk mencegah masalah kesehatan terjadi.Direktur Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ustad Dr. KH Fairuz Subakir Ahmad mereka memiliki
Bulan Ramadhan akan segera tiba, Pendaftaran Pondok Pesantren Gontor kembali dibuka. Berikut informasi seputar pendaftaran Gontor dan gambaran situasi di sana yang sering ditanyakan orang tua. Jika ada pertanyaan yang belum terjawab, boleh menulisnya di kolom komentar. Insya Allah akan kami bantu cari jawabannya. A. Baru Lulus SD, Anak Saya Bisa Masuk Gontor? Ponpes Gontor membuka dua kelas kurikulum KMI. Kelas Reguler dan kelas Intensif. Kelas Reguler diperuntukan bagi calon santri yang baru tamat SD atau yang sederajat. Sementara Kelas Intensif diperuntukan bagi pelajar tamatan SMP atau sederajat. 1. Saya Seorang Sarjana, Apakah Boleh Mendaftar? Gontor sangat terbuka bagi pendidikan. Tahun 2017 saja terdaftar ada 2 pelajar lulusan S-1. Syawwal 1439, Pesantren ini mencatat ada 12 calon pelajar yang berasal dari SMA. Nantinya, mereka akan digolongkan dalam kelas intensif. B. Berapa Tahun Lama Studi di Gontor? Untuk kelas Reguler, waktu belajar kira-kira 6 tahun ditambah 1 tahun masa pengabdian. Kelas Intensif berlangsung selama 4 tahun ditambah 1 tahun masa pengabdian. 1. Kelas Intensif, Kenapa Lulusan SMP Harus 4 Tahun? Sebagian orang tua dan calon santri bertanya-tanya, “kenapa lulusan SMP lama sekali masa studinya. Bukankah seharusnya cuma 3 tahun?” Gontor ingin menciptakan alumni yang kaffah alis berintegrasi dengan ilmu dan saudara-saudara sesama alumni. Mayoritas santri di Gontor adalah lulusan SD. Mereka mulai belajar di usia SMP kelas 1. Pelajaran mereka lengkap dan utuh. Pelajaran kelas 3 KMI, ada hubungannya dengan materi di kelas 6 kelak. Kelas 5 KMI ada kaitannya dengan materi saat kelas 2. Untuk itulah, lulusan SMP bahkan SMA yang masuk ke Gontor harus menempuh masa studi sepanjang 4 tahun. Dua tahun pertama, untuk mengejar ketertinggalan materi. Satu tahun pertama isinya pelajaran kelas 1-2 KMI, satu tahun kedua untuk materi kelas 3-4 KMI. Sisanya, 2 tahun kedua normal karena tidak bisa dirangkum dalam satu tahun saking beratnya. Dengan begitu, semua alumni Gontor punya standar yang sama. 2. Apa Itu Masa Pengabdian? Masa pengabdian adalah waktu seorang santri yang barus lulus KMI dituntut mengamalkan segala ilmu yang telah ia dapatkan, minimal satu tahun. Pengabdian ini syarat mengambil ijazah yang tidak pernah dijanjikan Pondok Modern Gontor. 3. Apa itu KMI? KMI Kulliyatul Muallimin al-Islamiyyah adalah kurikulum Gontor yang sudah baku dan paten diterapkan sejak pondok modern ini berdiri. KMI menggunakan materi dan buku yang sudah dirancang sedemikian rupa sehingga ada keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lain. Pelajaran kelas 1 berhubungan dengan pelajaran kelas 6 kelak. Dengan Kurikulum KMI ini, Gontor tidak menginduk pada KEMENDIGBUD maupun KEMENAG, bahkan tidak ikut dalam ujian nasional UN. Namun, ijazah Gontor tetap diakui dan dapat digunakan untuk melanjutkan kuliah di universitas dalam dan luar negeri, swasta maupun PTN. 4. Kenapa Gontor Tidak Menjanjikan Ijazah? Pesantren Gontor adalah lembaga pendidikan yang fokus pada praktik nyata terhadap ilmu. Bagi Gontor, “pengakuan masyarakat terhadap amal dan pengabidanmu, itulah ijazah”. Percuma saja lulus menurut akademi, tapi tidak lulus secara akhlak. الأدب قبل العلم Moral lebih utama daripada ilmu C. Transportasi yang Dapat Digunakan Untuk Sampai ke Pondok Modern Darussalam Gontor Kalau kita menggunakan jalur udara, terdapat tiga bandara terdekat. Yaitu Bandara Jogja, Bandara Solo dan Bandara Surabaya. Jika Anda ingin ke Gontor Putri Mantingan melalui Bandara Jogja, saran saya naik kereta api Prambanan Express Pramex menuju Solo. Nanti dari stasiun KA Solo lanjutkan ke terminal Tirtonadi, bisa naik taksi atau becak. Kalau naik becak waktu tempuhnya 10 menit ±. Kalau dari Bandara Adi Somarmo naik taksi ke terminal Tirtonadi. Setelah dari terminal, banyak bus yang dapat kita gunakan untuk sampai ke Mantingan atau ke Ponorogo. Dari Solo ke Mantingan waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam. Sementara dari Solo ke Ponorogo waktu tempuhnya sekitar 3,5 jam. Sedangkan dari Surabaya ke Mantingan waktu tempuhnya sekitar 3 jam. Dan kalau ke Ponorogo waktu tempuhnya kurang lebih sama. Kalau naik kereta, bisa turun di stasiun Madiun. Dari sana banyak bus yang dapat ditumpangi. Kalau ke Ponorogo turun di terminal Ponorogo, dilanjutkan trayek atau ojek ke Gontor. Insya Allah semua warga sudah tahu. Bisa juga dari stasiun Madiun naik ojek, kurang lebih satu jam perjalanan. D. Pendaftaran Gontor 2023 Online Sejak 2 tahun lalu, di tengah wabah Covid-19, Gontor mulai memberlakukan sistem pendaftaran secara online. Catat, hanya pendaftaran bukan test masuk. Mohon diperhatikan baik-baik. Mohon para calon orang tua wali berhati-hati terhadap beberapa pihak personal, fanspage yang mengatasnamakan pesantren Gontor; tidak ada jalur belakang, tidak pula ujian online. Pendaftaran ini resmi, syarat ikut ujian masuk, dapat diakses via website resmi Gontor. Berkas akan diproses dalam 2×24 jam, maka sebaiknya jangan menunda-nunda. Bapak-ibu bisa login untuk cek verifikasi. 1. Waktu Daftar Dibuka tanggal 1 Ramadan 1444/ 23 Maret 2023. Ditutup tanggal 23 Ramadan 1444/ 14 April 2023 pukul WIB. Data akan di verifikasi dalam 2×24 jam. Untuk melihat perubahan status, dapat dilihat dalam halaman login pendaftaran. 2. Syarat Pendaftaran Gontor Beragama Islam. Sehat jasmani dan rohani. Sudah memiliki ijazah jenjang pendidikan SD sederajat atau SMP sederajat. Belum pernah diterima menjadi santri KMI Gontor. Adapun syarat-syarat pendaftaran dan rincian biaya bisa dibaca melalui link web resmi Ponpes Gontor berikut a. Perihal Ijazah SD-SMP Ini peraturan baru, beberapa tahun ke belakang masih diperbolehkan mendaftar dengan surat keterangan lulus dari sekolah. Berhubung adanya selisih antara tanggal hijriah dan masehi. Berdasarkan info ini; lulusan SD 2023 yang belum memiliki ijazah sampai pendaftaran selesai, kemungkinan belum bisa mendaftar tahun ini. Lulusan SMP 2023, masih bisa mendaftar menggunakan ijazah SD, tapi akan masuk di kelas reguler, 6 tahun. Atau memilih mendaftar tahun depan. b. Solusi Telat Ijazah/Daftar Bagi calon pelajar yang belum bisa mendaftar masuk Gontor dan masih ingin mendaftar tahun depan, karena belum memegang ijazah atau telat mengajukan pendaftaran, kami punya beberapa tips yang bisa dijalankan untuk menanti pendaftaran di tahun depan Gunakan untuk menghafal al-Quran, baik formal maupun nonformal, atau mendaftar ke Pondok Alumni Gontor, tahun depan masuk Gontor dan ikut ujian lanjutan untuk langsung naik kelas akselerasi. 3. Syarat Tes Masuk Telah mendaftar secara online. Lunas biaya pendaftaran dan mendapatkan nomor ujian. Mencetak bukti pendaftaran online. Menyerahkan dokumen pendaftaran saat tiba di kampus lokasi ujian. 4. Jadwal Ujian Tulis KMI Jika tidak ada perubahan, maka test tulis akan dilaksanakan pada waktu dan tempat yang serempak. a. Waktu Ujian Ujian dilaksanakan serempak dalam satu waktu di seluruh pondok Gontor di Indonesia. Ujian Lisan Tanggal 4-10 Syawwal 1444/ 24-30 April 2023 Ujian Tulis Tanggal 11 Syawwal 1444/ 1 Mei 2023. b. Kampus Tempat Pelaksanaan Ujian Masuk Pendaftaran Gontor dilakukan secara online, tapi ujian masuknya dilaksanakan tatap muka di lokasi kampus Gontor berikut. Silakan merujuk lokasi terdekat sesuai Kartu Keluarga terdekat. a. Untuk Calon Pelajar PutraKampus 2 Pondok Modern Darussalam Gontor, Madusari-Ponorogo Jawa Timur Khusus capel berasal dari pulau Jawa Kampus 6 Mowila, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Kampus 7 Kalianda, Lampung Selatan, Lampung Kampus 8 Meunasah Baro, Seulimeum, Acek Besar, Aceh Kampus 9 Sulit Air, Solok, Sumatera Barat Kampus 10 Muara Sabak, Tanjung Jabung Timur, Jambi Kampus 11 Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah Kampus 12 Sungai Mandau, Siak, Riau b. Untuk Calon Pelajar Putri Pondok Modern Gontor Putri Kampus 1 Mantingan, Ngawi Jawa Timur Khusus capel berasal dari pulau Jawa Kampus Putri 4 Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara Kampus Putri 6 Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah Kampus Putri 7 Tambang, Kampar, Riau Kampus Putri 8 Labuhan Ratu, Lampung Timur, Lampung c. Luar Negeri Khusus capel mancanegara Malaysia Thailand 5. Kontak Panitia Ujian Masuk Untuk informasi lebih lanjut terkait tata cara dan syarat test dapat langsung diajukan kepada PANJIMAS Panitia Ujian Masuk melalui Email & Hangouts panjimas Telp, Whatsapp, Telegram, SMS 0811 30 1926 Jumlah biaya pendaftaran tahun 2023/1444 hijriah ini sejumlah putra & putri Biaya ini harus disetorkan pada saat pendaftaran paling lambat 25 Ramadhan, dan dapat diminta kembali sebagian jika anak kita dinyatakan belum lulus. Rincian biaya pendaftaran dapat di akses melalui web di atas. Note Biaya dapat berubah sewaktu-waktu. F. Apa Materi Test Masuk Gontor? Ujian masuk terdiri dari ujian lisan interview dan ujian tulis. Materi ujian lisan adalah test membaca al-Quran , Ilmu Tajwid, praktik ibadah shalat, doa harian. Sementara ujian tertulis berupa pengetahuan umum Bahasa Indonesia, Berhitung soal dan angka, Imla dikte aksara Arab. Untuk materi Imla menggunakan bahasa Arab ini biasanya menjadi batu sandungan bagi anak yang berasal dari sekolah umum. Beberapa capel yang berasal dari sekolah agama pun seringkali kesulitan menyelesaikan ujian Imla ini. Mohon dilatih. Baca Juga Tips Menghadapi Test Masuk Gontor dan Cara Menjawab Soal G. Pendaftaran Rombongan Beberapa alumni Ponpes Gontor di daerah biasanya berinisiatif untuk mengorganisir proses pendaftaran calon santri. Jika di daerah Anda ada alumni Gontor, mungkin bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi tentang proses pendaftaran rombongan. Para alumni akan menjadi guide bagi para calon santri dan orang tuanya selama proses pendaftaran hingga pelaksanaan ujian masuk. H. Pendaftar Luar Jawa Pendaftaran ini berlaku untuk semua cabang pondok pesantren Gontor yang tercantum di atas. Untuk bapak-ibu yang berada di luar pulau Jawa, ada baiknya mendaftar di cabang ponpes Gontor terdekat. In sya Allah kurikulum, metode pendidikan dan kegiatanya sama persis. Cuma lokasi aja yang beda. I. Berapa Lama Proses Pendaftaran Hingga Ujian Masuk? Secara umum proses pendaftaran hingga ujian masuk memakan waktu kurang lebih 10 hari. Beberapa calon wali santri bahkan ada yang sampai bermukim satu bulan di Pesantren Gontor untuk mendaftarkan anaknya. Saya sendiri, pernah menjadi calon pelajar selama 6 bulan, teman saya juga ada yang setahun jadi calon pelajar. Karena Gontor menggunakan penanggalan hijriyah, dengan tahun ajaran baru dimulai dari bulan Syawwal. Saat itu, kelulusan sekolah saya terpaut cukup jauh dari bulan Ramadhan. J. Perlengkapan Apa Saja yang Perlu Disiapkan Calon Santri & Wali Santri? Para CAPEL Calon Pelajar harus membawa pakaian sehari-hari yang menutup aurat, seperangkat alat shalat, kemeja putih-celana hitam, keperluan mandi, perelengkapan mencuci, peralatan makan minum, perlengkapan tidur tikar, bantal, selimut, kain kafan, hingga obat-obatan. Jika tidak sempat membawa, semua itu dapat dibeli di koperasi pelajar. Mengenai pakaian ini, silakan baca tulisan tentang Kegiatan Ospek di Gontor. Serius harus bawa “kain kafan”? Ya, ini hanya pribahasa yang turun-temurun disampaikan para guru dan ustadz di Gontor, “menyerahkan anak ke Gontor, harus beserta kain kafannya.” Artinya, kita harus punya persiapan penuh, rasa percaya bahwa anaknya di pondok itu dididik. Ikhlas anaknya disuruh ini dan itu, demi pendidikan. Selengkapnya, baca di kutipan Nasihat Hasan Abdullah Sahal untuk Wali Santri. K. Bagaimana Dengan Fasilitas Penginapan dan Makan Selama di Gontor? Di Pontok Putri, pengelola Gontor menyediakan seluruh areal Pondok sebagai tempat untuk menginap. Khusus di Gontor Putri I, lokasi menginap terpusat di Aula utama. Aulanya sangat besar, kira-kira sebesar Gedung Olah Raga. Aula itu dilengkapi dengan mushola, kantin untuk memesan makanan dan minuman, serta kamar mandi umum. Selain di Aula, beberapa teras gedung juga sering digunakan oleh orang tua capel untuk menginap. Area lapangan pondok ada fasilitas gazebo berukuran 2 x 2 meter. Gazebo ini bisa dipergunakan pula untuk menginap. Banyak pula orang tua capel yang membawa tenda dan mendirikannya di lapangan pondok. Di Pondok Putra, orang tua bisa menginap di Gedung beberapa Gedung yang telah disediakan Gontor Pusat. Seingat saya, orang tua juga bisa tidur di Masjid yang cukup nyaman. Di ruang makan tamu, juga disedikan makanan yang boleh dikonsumsi dan disediakan bagian penerimaan tamu 3 kali sehari sesuai jam makan. Tapi, umumnya para orang tua membeli makanan di kantin. Ada juga warung makan yang banyak di terdapat diluar kawasan pondok. Saran saya, jika mengajak anak makan di luar pondok, jangan ajak putra-putrinya. Di Gontor Putri, para ortu juga boleh memasak. Untuk bahan makanan, jangan khawatir. Karena di depan Gontor Putri 2 ada pasar pagi yang menjual aneka keperluan untuk dimasak. Untuk kebutuhan minum, di hampir setiap gedung di Gontor tersedia depot air minum yang dapat diambil airnya yang sudah ready to drink. Di kantin juga disediakan air putih dalam kemasan, minuman hangat dan nasi bungkus dengan harga murah meriah. 1. Mandi dan Cuci Baju Untuk keperluan mandi, tidak perlu khawatir karena fasilitas kamar mandi di Gontor sudah memadai. Kalau gayung di toilet kamar mandi tamu tidak ada, silakan hubungi bagian penerimaan tamu. Kemungkinan bapak-ibu tinggal di Gontor tidak hanya serhari. Mau-tidak mau, pakaian akan kotor. Kalau sudah begitu, cuci pakaian bisa dilakukan di tempat wudhu secara mandiri. Untuk putra-putrinya, sebaiknya dilatih cuci pakaian sendiri. Jika tidak sempat, bisa menyerahkan pakaianya ke bagian penatu laundry. Tidak harus. Namun, jika anak kita ingin menempuh jalur reguler baru tamat sekolah dasar, saran saya calon wali santri lebih baik menunggu anaknya hingga selesai ujian masuk. Ada beberapa aktivitas yang sulit untuk dilakukan oleh capel, seperti mengisi formulir pendaftaran, mengantri dan memasukan berkas pendaftaran, membeli perlengkapan tambahan selama menjadi capel seperti perlengkapan mandi, tikar/kasur untuk tidur dan bahan makanan. Di Gontor Pusat Ponorogo, biasanya juga ada acara silaturrahim bersama Pimpinan Pondok yang diadakan di Aula. Setelah pengumuman ujian masuk, capel yang diterima juga akan langsung diasramakan. Para Santri harus membawa seluruh perlengkapannya seperti peralatan tidur, koper berisi pakaian, tas, ember dsb. ke Pondok yang telah ditetapkan. Aktivitas ini sangat menyulitkan bagi anak kita yang baru tamat SD, karena jarak antara komplek Gontor Putri GP I, II dan III berjauhan, Komplek GP I dan II walau bersebelahan namun kawasan ini besarnya sekitar 12 hektar atau 12 kali lapangan bola. Sementara jarak dari GP I ke GP III harus menggunakan bus yang disediakan pondok dengan waktu tempuh sekitar 30 menit. Tanpa pendamping orang tua, anak kita tentu akan kebingungan. Di Gontor Putra lebih dekat, namun lebih ketat. Calon pelajar harus tinggal di asrama sejak awal mendaftar. Santri yang sudah diasramakan, tak diizinkan lagi berada di luar pagar kawasan pondok. M. Aktivitas Apa Yang Dilakukan Calon Pelajar Sebelum Ujian & Menjelang Pengumuman? Suasana Pengumuman Kelulusan Selama berada di Pondok dan menjelang pelaksanaan ujian masuk, capel akan melaksanakan aktivitas layaknya seorang santri. Mereka diwajibkan menggunakan seragam sesuai alam pendidikan Gontor, shalat berjamaah 5 waktu di masjid, dan mengikuti bimbingan belajar dari santri senior. Capel juga diwajibkan mengikuti upacara pembukaan tahun ajaran baru. Semua penghuni pondok akan hadir termasuk para ustadz. Di sana mereka akan dikenalkan, apa itu pondok, siapa dan bangaimana pimpinan, pengasuh pondok serta direktur KMI. Setelah itu capel akan langsung diarahkan menuju ruangan ujian. Setelah ujian masuk dilaksanakan, kita masih harus menunggu beberapa hari sekitar 4 hari sampai pengumuman kelulusan. Proses pengumuman berlangsung sangat dramatik. Seluruh capel yang menggunakan seragam putih-hitam dikumpulkan di bawah tenda besar. Dengan saksama para ustadz pondok akan membacakan nomer peserta ujian yang dinyatakan lulus satu persatu beserta cabang pondok mana yang akan ditempati. Mereka yang tidak disebut, dinyatakan tidak lulus. 1. Persentase Kelulusan Tidak dapat dipastikan, berapa banyak Gontor akan menerima santri baru. Sangat mungkin ponpes ini tidak meluluskan seluruh capel lantaran tidak lolos kualifikasi. Sangat mungkin pondok modern ini menerima semuanya, selama pantas, kenapa tidak? Di Gontor tidak ada yang di istimewakan, entah itu pejabat atau orang yang memiliki jasa terhadap pesantren seperti keluarga pondok, alumni, dan donatur. Bahkan putra pendiri Gontor, mendaftarkan putrinya layaknya orang tua pada umumnya. Saat pendaftaran pesantren Gontor, tidak ada yang namanya calo, orang dalam, pintu belakang atau suap-suapan. Semuanya diperlakukan sama. 20162017201820192021Pendaftar25972675324137143118Lulus19022236264128243052Tidak Lulus698439600890366Data Peserta Ujian Masuk Gontor Putra N. Apa Saja yang Harus Dilakukan Jika Tidak Lulus Masuk Gontor? Di hari H pengumuman ujian masuk, di kawasan pondok banyak stand pendaftaran pondok alumni Gontor. Beberapa orang tua banyak yang menitipkan anaknya ke pondok alumni ini ketika dinyatakan tidak lulus ujian. Tidak jarang, tahun depannya para orang tua itu akan mendaftarkan kembali anaknya untuk mengikuti test masuk Gontor. Jurus ini biasanya dilakukan oleh para ortu yang berasal dari daerah yang jauh. Biasanya, mereka yang mondok di pondok alumni akan lebih terampil menjawab soal-soal pada ujian masuk. O. Setelah Diterima Jadi Santri Gontor … Orang tua dan anaknya harus terbiasa berpisah. Jika ada waktu, sang wali boleh menginap sampai sebulan. Tapi, anaknya tidak akan leluasa bertemu seperti ketika masih capel. 100% harus ikut kegiatan pondok. Santri yang lulus dan ditempatkan di pondok cabang Gontor, sore harinya akan langsung diantarkan. Pendidikan, sistem, kurikulum, silabus di pondok cabang seutuhnya sama. Beberapa hari setelah pengumuman, santri kelas intensif akan melaksanakan placement test untuk menentukan kelas apa dia akan ditempatkan. Bagi santri yang memiliki pengetahuan lebih, boleh ikut ujian kelas akselerasi. Sejauh ini, ada beberapa santri yang langsung naik kelas 3, langsung naik kelas 5. Bahkan langsung naik kelas 6 sebagaimana yang dialami putra Kiyai Anang Azharie, Pimpinan Ponpes Modern Al-Mizan.

500Santri Pondok Gontor Jalani Rapid Test Sementara itu, Juru Bicara Tim Satgas Pondok Gontor, M. Adib Fuadi Nuriz, mengatakan sebelas santri Pondok Gontor 2 yang sebelumnya dirawat di RS Lapangan Surabaya kondisinya semakin membaik. Selama di rumah sakit darurat itu, para santri mendapatkan asupan makanan maupun vitamin yang memadai.

Kegiatan di Gontor Putri menjadi topik yang hangat diperbincangkan para wali santri. Terutama karena aktivitas padat yang dimilikinya. Dari pagi hingga malam hari. Nah, oleh karena itu kami akan mengupas apa saja kegiatan di Gontor Putri dari bangun tidur sampai kembali tidur lagi. Kami kupas berdasarkan pengalaman kami berada di pesantren di Ngawi tersebut. Kegiatan harian santri diawali dengan bangun pukul 3 pagi. Memulai hari dengan sholat tahajjud sendiri ataupun bersama teman-teman dan pengurus rayon. Kemudian dilanjutkan dengan sholat subuh berjamaah di masjid. Masih dalam balutan syahdu setelah subuh, suara-suara para santriwati mulai menggema seantero pondok melafalkan kalam-kalam ilahi, menghafalkan al-qur’annya masing-masing yang dibimbing oleh pengurus rayon atau pun wali kelas. Tiga puluh menit sebelum jam 6, masih ada kegiatan lainnya, yakni biasa diisi dengan ilqo’ mufradat kosakata bahasa atau di hari lain selasa / jumat muhadasah latihan berbicara dengan bahasa arab – inggris. Tepat pukul 6 pagi, adalah jam-jam yang sangat krusial bagi santriwati putri. Waktu untuk MCK dan juga sarapan pagi. Para santriwati harus ke kamar mandi yang jumlahnya sangat banyak, dan antri ingin lebih dahulu mandi. Kegiatan di Gontor Putri pada aspek ini cukup menarik. Mulai dari kebiasaan “ngebooking” kamar mandi dengan peralatan mandi pribadi, tapi batang hidung si empunya tidak juga nongol-nongol masuk kamar mandi. Ada juga yang tiba-tiba “nyelak”, atau bahkan mandi berlama-lama. Maklum, santriwati putri punya peralatan mandi yang komplit sekali jika dibandingkan santri putra. Akibat kegaduhan yang umum terjadi di kamar mandi ini, rata-rata para santriwati mengakalinya dengan mengambil nasi dan lauk pauk dahulu di dapur, baru lanjut pergi ke kamar mandi. Jadi menjadi seorang santriwati memang harus belajar managemen waktu sendiri. Mungkin bisa mandi sebelum subuh, atau tidak tidur setelah subuh dan langsung mandi. Kegiatan di Gontor Putri sudah diatur setiap Kegiatan belajar pun dimulai dari pukul pagi sampai pukul siang, yang tentunya diselingi dengan istirahat pada pukul 9. Dan dilanjutkan dengan sholat dzuhur, makan siang, dan santriwati kembali ke kelas melanjutkan pelajaran sore. Baca JugaAliran Pesantren Gontor. Nu atau Muhammadiyah?Biaya Masuk Gontor dan Proses Seleksinya. Kegiatan Sore Hari Dari pagi hari hingga siang hari, santriwati disibukkan dengan kegiatan belajar – mengajar, sedangkan di sore hari, kegiatan di Gontor Putri cukup berbeda, ada kegiatan khusus. Yakni tadabbur al qur’an. Jika di waktu subuh mereka menghafal, maka di waktu petang secara khusus para santriwati membaca terjemah al qur’an dan belajar mentadabburi isi / kandungan yang ada di dalamnya. Selesai kegiatan tadabbur al qur’an inilah para santriwati memiliki waktu yang cukup senggang. Jika ada pakaian kotor, ada waktu untuk mencuci, jika mempunyai hukuman membersihkan rayon, maka waktu ini bisa digunakan untuk mengerjakan hukuman. Atau jika ingin sekedar berleha-leha saja, jajan di kantin adalah pilihan yang paling pas. Di waktu sore sering kali diadakan perlombaan atau kegiatan ekstrakulikuler macam-macam. Dari tapak suci, menjahit, menari, dsb. Ini untuk meningkatkan minat dan bakat santri. Nah, ketika syair abu nawas mulai terdengar dari speaker masjid, itu berarti sudah pukul 5 sore. Waktu favorit semua santri menunggu adzan magrib sambil mengaji di serambi masjid. Apalagi ketika hari senin / kamis, banyak santriwati yang puasa, dan pastinya ada banyak makanan pembuka yang bisa diminta sedikit-sedikit dengan teman di samping. Huah kegiatan di Gontor Putri cukup seru. Malam di Pondok Pesantren Gontor Putri Hari beranjak malam, para santriwati sholat maghrib berjamaah dan kemudian dilanjutkan dengan isyrof kumpul bersama pembimbing rayon / ustadzah pondok, acara kumpul-kumpul ini biasanya membahas banyak hal. Mulai dari sesi curhat hingga tahkim pemberian hukuman kepada para pelanggar bahasa atau keamanan pondok. Di sinilah disiplin ditegakkan dengan teguh. Setelah itu makan malam, sholat isya berjamaah, dan belajar malam. Yaitu belajar di kelas masing-masing, untuk mengulang pelajaran pagi. Bisa bersama guru, kelompok teman-teman, atau metode belajar lainnya. Sebagai penutup hari, akan selalu ada absen malam. Dan semua santriwati harus ada di dalam kamarnya. Sholat hajat, do’a bersama, dan santriwati bisa istirahat malam. Sedangkan mereka yang jaga malam harus berkumpul di bagian keamanan untuk mendapatkan bagian posko yang harus di jaga selama semalam. Entah berjaga di gerbang, rayon, kantor administrasi, atau tempat-tempat yang lain. Demikianlah, kegiatan di Gontor Putri setiap harinya. Kegiatan harian ini bisa saja berubah sewaktu-waktu, menyesuaikan dengan agenda tahunan Gontor. Seperti pertemuan istimewa, lomba, perkemahan, dan lain sebagainya. Website resmi Gontor Putri bisa dikunjungi di link ini. Post Views Kesederhanaanmenjadi salah satu filosofi Gontor. Kesederhanaan dididik agar setiap santri mampu menghadapi segala macam jenis kehidupan. Pemimpin selalu lahir dari keprihatinan. Bukan dari kemewahan. Pendidikan ini yang menjadi nyawa Pesantren Gontor. Anda akan melihat, santri tidur berjejer di kamar seperti di pengungsian. Santriwati yang kini bertugas di Kemlu RI di KJRI Istanbul menulis kisah nyantri di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo PMDG, tentang kemandirian dan bekal ketangguhan hidup CERITA di Gontor Putri tidak akan pernah habis bagi masing-masing santriwatinya. Kisah ini adalah salah satu contoh bagaimana Pak Kyai dapat memotivasi muridnya dengan pengalamannya yang kemudian diterjemahkan menjadi doa untuk kami seluruh santri. Kisah ini diawali bunyi jaros lonceng yang kencang sore itu, tanda seluruh santriwati sudah harus bergegas ke Masjid Darussalam, Gontor Putri untuk menunaikan sholat Maghrib. Aku ingat bergegas berangkat dari Rayon Pakistan, tempat tinggal saat menginjak Kelas IV setara kelas I Madrasah Aliyah, mungkin sekitar tahun 1997. Suasana damai sekali, qira’ah quran yang terdengar dari pengeras suara masjid menambah kesyahduan “Kampung Damai” Darusalam duduk rapi bersiap membaca al-Quran, tidak terlalu lama kemudian diumumkan akan ada taujihat dari Pengasuh Pondok Modern Gontor Putri, KH. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA. Santriwati di masjid saling berbisik, apa yang kira-kira terjadi sehingga beliau hadir di masjid? Sosok beliau yang sangat kharismatik kedian berdiri di depan mimbar, beliau ternyata ingin berbagi cerita perjalanan umroh bersama keluarga yang dilanjutkan dengan ziarah ke Istana Al Hamra di Granada, Andalusia, Spanyol dan Istanbul Turki. Indahnya dekorasi istana Al Hamra dan sekitarannya, dikisahkan seolah-olah kami para santriwati ikut dibawa ke sana. Aku teringat yang beliau sampaikan kira-kira begini di akhir cerita Al Hamra. Katanya, terbersit rasa sedih melihat Istana Al Hamra yang indah, simbol kejayaan Muslim Andalusia kemudian harus diganti menjadi simbol kekalahan Muslim ketika Sultan terrakhir Andalusia Muhammad XII menyerah pada kekuasaan Kristen di Spanyol. Tidak hanya itu, kisah berakhimya kejayaan Al Hamra juga diikuti kisah sedih dan kelam yang dialami umat Muslim di sana. “Namun rasa sedih itu kemudian dapat diobati ketik perjalanan kami lanjutkan mengunjungi Hagia Sofía Ayasofya, di Istanbul, Turki, sebuah banguna yang pernah menjadi masjid ketika Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukkan Konstantinopel, kemudian menjadi pusat keilmuan untuk Muslim yang manfaatnya dirasakan seluruh dunia saat ini,” demikian kata beliau. Kami para santri, hening mendengar dan ikut terbawa suasana hati beliau. “Kami berdoa semoga anak-anak kami kelak dapat mengunjungi tempat-tempat bersejarah bagi umat Msim di situ,” tutupnya dan santriwatipun serentak menjawab “Amiiiiiin….” Tidak tesa, mata mengalir di pipi sambil berdoa lirih. “Ya Allah, kabulkan ya Allah, hamba ingin mengunjungi tempat-tenmpat itu.” Pada malam tanggal 18 Juli 2020, 23 tahun sejak kisah indah di Masjid Darussalam itu, aku duduk tepat menatap Hagia Sophia dari dekat. Sebelumnya pada 10 Juli 2020, Pemerintah Turki mengumumkan Hagia Sophia akan dikembalikan fungsinya dan izzah-nya sebagai masjid sesuai Waqaf Sultan Muhammad Al-Fatih setelah 86 tahun berfungsi sebagai museum. Penduduk Muslim berbagai bangsa yang berada di Istanbul saat ini akan menyambut shalat Jumat pertama di “MasjidHagia Sophia” pada tanggal 24 Juli 2020. Subhanallah, betapa tidak ada yang mustahil kalau Allah sudah berkehendak. Teringat dengan jelas betapa doa di Masjid Darusaalam itu menjadi motivasi untuk memantaskan diri dapat menggapai ridho-Nya sampai ke tempat ini dengan cara yang baik. Adzan Isya’ kemudian bersahutan, bergantian kumandangnya dari Hagia Sophia dan Masjid Sultan Ahmed Blue Mosque yang letaknya berhadapan. Hening lagi terhimpit haru, lirih bergumam, “..Ustadz….doa Ustadz dan doa kami Allah kabulkan, Alhamdulillah. Terima kasih Ustadz..” Seketika rindu guru-guru, rindu semua sahabat, rindu Kampung Damai. Cerita tidaklah selesai sampai di Masjid Darussalam sore itu. Doa dan cerita Pak Kyai, Bapak Pengasuh menjadi motivasi untuk menempuh perjalanan 23 tahun dari “Masjid Darussalam sore itu” hingga ke “Masjid Hagia Sophia malam ini Pendidikan di Pondok Gontor memang Pendidikan kelas dunia, sebuah pendidikan kemasyarakatan bukan lembaga kemasyarakatan. Keikhlasan dan kesungguhan guru-gurunya mendidik santri dapat menularkan semangat kesungguhan bagi santri untuk belajar. Semua kegiatan di pondok bermafaskan pendidikan, membius santri dalam miliu militansi perjuangan. Jika membayangkan seluruh kegiatan dan soal-soal ujian di Pondok Gontor saat itu pada masa sekarang, rasa-rasanya mustahil dapat lulus. Herannya, seluruh santri mampu dan kuat melewatinya. Kami digembleng untuk tidak hanya bertanggung jawab atas pendidikan diri sendiri tetapi juga digembleng untuk bertanggungjawab atas kemaslahatan bersama. Gemblengan berbuat untuk kemaslahatan bersama itu dimulai saat santri kelas IV yang dinilai sudah mulai dewasa, mesti bertanggung jawab mengurus perpulangan bersama anggota konsulat hingga ke daerah asal masing-masing denga selamat. Saat itu naik pesawat belum jamak. Sehingga bus atau kapal laut menjadi sarana transpot perpulangan akhir tahun ajaran, temasuk untuk Konsulat DKI Jakarta. Dibantu musyrifah pembimbing, santri kelas IV juga ikut mempersiapkan segala keperluan perpulangan, mulai dari pemesanan bus, konsumsi, surat-surat jalan santri hingga obat-obatan selama perjalanan perpulangan yang ditunggu akhirnya datang. Dengan penuh rasa syukur dan bangga, menyambut Ramadhan para santri dilepas pulang ke rumah masing-masing oleh Pengasu PM Gontor Putri, KH. Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA dan Direktur KMI, Alm KH Sutadij Tajuddin, MA, Konsulat Jakarta berangkat dengan 4 armada bus, melewati jalur Pantura dan tujuan akhir pemberhentian di Masjid Istiqlal. Perjalanan ternyata tidak semudah yang direncanakan, 1 bus ternyata mogok dan tidak bisa melanjutkan perjalanan. Konsekuensinya, seluruh santri di bus mogok harus pindah disebar ke 3 bis yang tersisa. Berdesak-desakan dan sedikit tidak nyaman memang, tetapi keinginan bisa segera sampai Jakarta dan bertemu orang tua mengalahkan semua rasa tidak nyaman itu. Alhamdulillah, 3 bis rombongan konsulat yang tersisa akhirnya bisa sampai Jakarta dengan selamat. Perjalanan pulang yang ditempuh 23 tahun yang lalu itu pun atas kehendak Allah terefleksikan kembali pada masa-masa pandemi di Istanbul ini. Memegang amanah sebagai pelaksana fungsi Kekonsuleran di KJRI Istanbul, harus selalu siap terlibat dengan masalah-masalah perlindurngan WNI termasuk bertanggung jawab untuk program repatriasi perpulangan WNI kembali ke tanah air. Tugas ini kerap membawa kembali ingatan bagaimana seluruh urusan kesiapan perpulangan santri dapat diselesaikan dengan baik karena kesungguhan dan kerja sama tim konsulat yang kompak. Masalah mesti ada, tetapi semua dihadapi dengan ceria. Maka, ketika masa harus mengurus perpulangan WNI tiba dan deal yang harus dijalani sekarang adalah dengan maskapai penerbangan, imigrasi dan institusi polisi negara lain, beban itu tidak dirasa terlalu berat karena ada “bekal pengajaran'” di Pondok dan kerja sama tim yang luar biasa. Suka duka “perjalanan perpulangan” menguatkan diri untuk optimis menghadapi seluruh tantangan dalam mengurus perpulangan WNI ke tanah air. Pondok mengajarkan fokus, detail dan kerja hingga tuntas tanpa imbalan apalagi minta hormat. Idealisme yang diajarkan di Pondok adalah idealisme tertinggi, “bekerja, berbuat Lillaahi ta ala“. Lillahi ta ala itu juga yang mengantarkan bertugas total dan semangat melalui semua hambatan demi repatriasi WNI dapat selamat tiba di tanah air. Melalui masa pandemi di negeri orang dan di saat yang bersamaan memegang amanah sebagai abdi masyarakat, istri dan ibu memang tidak mudah. Dealing dengan orang sakit dan tetap harus menjaga keselamatan diri sendiri, tim kerja dan keluarga memerlukan strategi. Jika terasa lelah dan tiba-tiba stuck, maka obat mujarab adalah ingat kembali bagaimana kita para alumni mendapatkan pendidikan dan pembekalan dari poncdok untuk menjadi perempuan yang sittilkul. Kekuatan kembali datang kalau ingat pengalaman di kelas 1, Rayon Santiniketan, sekitar tahun 1995 dulu pernah tertular sakit kulit di kaki, hingga infeksi dan demam. Mustahil untuk mengerjakan semuanya sendirian tanpa bantuan sahabat karena walaupun sakit harus bisa mengikuti jadwal ujian akhir tahun saat itu. Tanpa rasa jijik dan takut tertular, ada sahabat, kakak kelas dan guru yang setia membasuh kaki dan membalurnya dengan obat, ada yang setia bergiliran mengambilkan makanan dari Kopda, ada yang setia menemani belajar dan meminjamkan catatan dan ada juga yang setia mengantarkan ke Balai Kesehatan Santri BKSM untuk mengikuti ujian tulis di sana. Pengalaman diurus ketika sakit di pondok menjadikan diri ini rasanya malu kalau tidak bisa ikhlas dan sungguh-sungguh membantu orang yang sakit dan memerlukan uluran tangan. Ada pengalaman lucu yang tidak akan pernah terlupakan ketika sakit itu. Demam menggigil menyerang di saat teman-teman sudah berangkat ke masjid untuk menunaikan sholat Maghrib. Beruntung kakak pengurus rayon memperbolehkan istirahat di rayon dan sholat di kamar. Pusing, sakit panas, kangen rumah, sakit gatal di kaki plus lapar sukses membuat sakit terasa lebih berat dan menangis sendirian. Ketika mencoba memejamkan mata, tiba-tiba ada yang meraba dahi dan berbisik bicara dengan dua temannya yang lain, katanya dengan bahasa Arab yang kira-kira artinya ini “Badannya Ibeth panas, punya obat gak?” lalu temannya menjawab, “Kita kan lagi kabur gak sholat di masjid kok malah mau ngobatin orang?”. Kubuka mata dan tidak terlalu lama keputusan mereka yang akan kabur sholat dari masjid dibatalkan, satu perwakilan dari tiga orang ini pergi ke masjid dan meminta izin kakak pengurus Rayon untuk mengurus aku yang sakit. Tiga orang ini memang terkenal sebagai insan sirriroh saat itu. Dua orang pergi mengambil daun yang akrab kami panggil “daun cocor bebek”, daun ini ampuh menurunkan panas. Daun itu kemudian mereka geprek dengan batu dan mereka tempelkan ke dahiku. Mereka kemudian mengambilkan makan dan memanggil Ustadzah musyrifah Rayon Santiniketan, Usth. Ema dari Gresik, melihat luka di kakiku, membasuh air dan kemudian mengambil obat untuk dibalurkan di kaki. Tak lama mobil pondok dating menjemputku dan membawa ke rumah sakit. Jika ingat semua pengalaman ini, tidak terperikan rasa syukur kupanjatkan kepada Allah SWT karena pernah mengenyam pendidikan di Pondok Modern Darussalam Gontor. Kepedulian dan ukhuwah yang ditanamkan sejak aku kecil itu terpatri kuat di dalam diri dan kubawa dalam setiap perantauanku di bumi Allah. Pondok Modern Gontor memberiku pembekalan dan itu sudah lengkap dibungkus dalam Panca Jiwa Pondok, Keikhlasan, Kesederhanaan, Berdikari, Ukhuwah Islamiyah dan Kebebasan. Bagi para santri, “bekal Gontor itu dulu mungkin tidak terlihat, tetapi tanda disadari bekal itu dijiwai, diresapi oleh tiap insan di Kampung Damai. Teladan dari Pak Kyai dan para guru membuat bekal-bekal itu menjadi satu paket lengkap. Elizabeth Diana Dewi Foto Istimewa Teringat kala itu, tahun 2000, bersama teman-teman yang akan berangkat belajar ke Universitas Islam Antara Bangsa, Malaysia UIAM, kami berpamitan memohon doa restu dari Direktur KMI saat itu, Alm KH Sutadji Tajuddin, MA. Pesan beliau sederhana, “kerjakan semua dengan sungguh-sungguh belajar sungguh-sungguh dan jangan bosan jadi orang baik.” Beliau melepas kami dengan doa. Perjalanan merantau ke negeri orang untuk pertama kali dimulai. Uang saku pas-pasan membuat kami mau tidak mau harus mencari pekerjaan ekstra di luar jam studi. Rezekinya waktu itu bekerja part time di sebuah cafe di Kampus UIAM. Pengalaman pernah merasakan menjadi pengurus dapur di pondok, membuat pekerjaan di cafe terasa ringan saja. Menjadi pengurus dapur namun tetap tidak boleh satu kalipun meninggalkan kelas, juga menjadi pemecut semangat untuk giat bekeja dan belajar agar bisa selesai studi pada waktunya di UIAM. Pendidikan dan semua kepernahan di Pondok Modern Darussalam Gontor telah membentuk para alumninya untuk dapat survive, dan bahkan berperan, memberikan sumbangsih bagi sekitarnya dari berbagai aspek. Namun, semua tetap saja akan kembali pada “sebesar keinsyafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.” Cita-cita dan doa tetap harus dibangun dengan kerja keras. Kerja keras berjuang pun juga memerlukan ridho dan doa orang tua, para guru kita. Maka, ketika berpamitan kepada Ustad Dr. Ahmad Hidayatullah Zarkasyi, MA, sebelum kami bertugas ke Istanbul, beliau berpesan, “..wattaqullaaha wa yuallimukumullaahu….” Di akhir percakapan kami, beliau bacakan doa dan menutup dengan Al-Fatihah. Semoga Allah swt karuniakan rahmatNya, perlindunganNya untuk Pondok Modern Gontor, kepad aguru-guru kami, orang tua kami dan semua penduduk “Kampung Damai”, amin.*/Dikisahkan Elizabeth Diana Dewi, MIR, santriwati lulusan 1999, kini bertugas di Kemlu RI di KJRI Istanbul Saatpertama kali masuk ke Pondok Pesantren Gontor, santri putra wajib membayarkan biaya administrasi sebesar Rp 6.142.000. Di dalam biaya administrasi tersebut sudah mencakup beberapa komponen seperti di bawah ini. Biaya Ponpes Putri Oiya Gontor sendiri beda ya liburannya dengan sekolah-sekolah biasa. Pengalaman adik saya semester lalu, ketika di sekolah tempat saya mengajar sedang persiapan untuk ujian kenaikan kelas, di Gontor sudah mulai libur. Adik saya libur selama 50 hari, 4 hari terpotong untuk perjalanan pulang pergi. PihakPondok Modern Gontor pada Senin, 6 Juli 2020 juga menerima surat dari Sekda Ponorogo sebagai tindak lanjut dari santri yang dinyatakan positif tadi. "Tracing terhadap teman satu kamar, satu
Menjadi santri atau santriwati di Pondok Modern Darussalam Gontor Mlarak - Ponorogo atau Pondok Gontor Putri 2 di Sambirejo Mantingan, Ngawi adalah sebuah pilihan untuk menjadi lebih baik seperti tujuan pendiri Pondok Gontor. Dengan jadwal ketat dan banyaknya aturan menjadikan santri atau santriwati menuai hasil seperti yang diharapkan.
Nahbuat menanggapi pertanyan itu, kita hendak sedikit membahas hal sarana serta atmosfer kamar Pondok Pesantren Gontor. Selanjutnya keterangannya! Kamar Santri Dalam penjatahan kamarnya, Pesantren Gontor mempraktikkan system penjatahan kamar bersumber pada angkatannya. Dalam sebutan Gontor penjatahan itu dengan Rayon. Buat santri terkini esoknya hendak merambah Rayon Sigor Terkini, kategori 2 serta kategori 3 menaiki Rayon Sigor. KondisiKamar Santri Pesantren Gontor. Kamar Pondok Pesantren Gontor tidak tentu luasnya. Tergantung desain gedung. Ada yang seperti aula, ada juga yang kecil hanya ukuran sekitar 4 x 7. Tapi rata-rata kalau pengalaman kami sekitar 5 x 8. Ada yang lebih besar. Keadaannya adalah ruang kosong. Sama sekali tidak ada apa-apa. Hanya pintu dan jendelanya lebar.

Pertamayang akan kami ulas dari fasilitas pondok pesantren Gontor adalah kamar di Pondok Pesantren Gontor. Ukurannya sekitar 5 x 4 meter paling kecil, ada juga yang sampai 10 x 8 yang paling besar. Anda tahu berapa yang tinggal di dalamnya? Yang kamar kecil sekitar sepuluh orang. Kalau yang kamar besar bisa mencapai 35 orang.

PeringatiHari Santri, PBNU Akan Gelar Pembacaan Satu Miliar Shalawat Nariyah Serentak Seluruh Indonesia. News 16 Okt 2019. Imbauan Salat Berjamaah di Masjid, Arab Saudi Kirim 10 Juta SMS. News 01 Jun 2020. Mulai Besok, Visa Turis Saudi Bisa Diakses Hanya dalam 7 Menit. News 27 Sept 2019.
J Pondok Pesantren Gontor Putri Pesantren Putri Pondok Modern Darussalam Gontor, terletak lebih kurang 100 km dari Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo atau 32 km sebelah barat kota Ngawi, tepatnya di desa Sambirejo Kec. Mantingan Kab. Ngawi. Belumpernah diterima menjadi santri KMI Gontor. Adapun syarat-syarat pendaftaran dan rincian biaya bisa dibaca melalui link web resmi Ponpes Gontor berikut : a. Perihal Ijazah SD-SMP Ini peraturan baru, beberapa tahun ke belakang masih diperbolehkan mendaftar dengan surat keterangan lulus dari sekolah. Kepulangansantri Pondok Modern Darussalam Gontor asal kota Solo di tengah wabah pandemi Covid-19 itu dalam rangka liburan akhir tahun menjelang bulan Ramadan. Pada perpulangan saat ini merupakan
Makadari itu, ada cara bagi pengelola Pondok Modern Darussalam Gontor Putri di Ngawi, Jawa Timur untuk mencegah masalah kesehatan terjadi. Direktur Ponpes Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 Ustad Dr. KH Fairuz Subakir Ahmad mereka memiliki organisasi pelajar dengan bagian kesehatan yang kerap berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Ngawi.
Dulusekali, sekitar dekade 1970 dan sebelumnya, fasilitas Pondok Modern Darussalam Gontor belum seperti sekarang, terutama fasilitas kamar mandi santri. Satu-satunya kamar mandi umum yang dimiliki pondok adalah yang terletak di belakang Gedung Baru (sekarang Gedung Aligarh) yang hanya berjumlah 30 unit kamar mandi dan WC, sangat kurang untuk jumlah santri yang ketika itu mencapai 1200 lebih.
Senadadengan Kiai Hasan, Ahmad Suharto, wakil pengasuh santri di Pondok Gontor Putri 1 di Ngawi, para santri di Gontor diajarkan untuk bisa lebih terbuka dengan banyak hal. Di dalam satu kamar, tidak boleh satu daerah. Dalam permainan sepak bola, satu tim tidak boleh satu daerah. Di dalam bermain musik, drum band, sampai pencak silat dan
Saatpondok tersebut dipimpin oleh Kyai Khalifah, terdapat seorang santri yang sangat menonjol dalam berbagai bidang. Namanya Sulaiman Jamaluddin, putera Panghulu Jamaluddin dan cucu Pangeran Hadiraja, Sultan Kasepuhan Cirebon. Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (PMDG) atau lebih dikenal dengan Pondok Modern Gontor (Putri/Putra
Ratusansantri dari Pesantren Gontor tiba di Terminal Tipe A (TTA) Tirtonadi Solo, Rabu (7/4/2021). Dongeng Putri Tikus dan Penyihir yang Sakit Hati, Cerita Pengantar Tidur Anak 12 jam lalu . Chord Bintang 14 hari Kangen Band, Empat Belas Hari Ku Mencari Dirimu Rumah Cluster 3 Kamar Harga 500 Juta Di Cilegon 8 jam lalu - Banten. UVxE1.